Minggu, 26 Oktober 2014

DOA KU DI MALAM 1 SURO



“DOA KU DI MALAM 1 SURO”
Malam ini adalah malam yang selalu ku nanti, malam yang sangat indah dimana raja malam tersenyum terang menghiasi sang ibu pertiwi. Aku sangat senang karena sebentar lagi akan bertemu dengan keluarga ke dua ku, nama ku Anna dan aku berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di sebuah desa kecil yang damai, di keluarga inilah aku dibesarkan dengan penuh cinta kasih, dibimbing selayaknya seorang guru membimbing anak didiknya, bahkan lebih dari itu, di keluarga ini lah kebahagiaan ku tersimpan. Itulah keluarga ku yang pertama, aku juga mempunyai kelurga kedua, mereka adalah teman, sahabat, saudara bahkan orang tua bagiku, sebentar lagi aku akan bertemu dengan mereka dan menyambut malam tahun baru islam ini bersama-sama, itu adalah kebiasaan kami dimana kami akan merenungkan semua kesalahan dan dosa kami yang pernah kami lakukan di tahun-tahun kemarin. Malam yang sempurna dengan dihiasi sang rembulan beserta para permaisurinya yang kian bahagia, hembusan angin menyejukkan setiap sudut ruangan, mengalun indah hingga tak sadar pepohonan pun ikut menari meramaikan malam ini, awan hitam yang tadi sore sempat datang kini seakan melarikan diri. Waktu yang ku nanti telah tiba, dengan penuh kegirangan aku pun bersiap-siap memakai pakaian hitam ku, pakaian yang sama dengan pakaian saudara ku, pakaian ini yang selalu menghangatkanku saat tubuhku mulai membeku dimana saat hujan menyambut, pakaian ini juga yang menyejukkan tubuhku saat matahari kian menyapa. Tak ingin ku menyia-nyiakan waktu ku berlama-lama, aku pun bergegas mengambil botol minuman yang selalu aku bawa saat latihan, ku isi penuh dengan air dan ku masukkan kedalam tas yang akan aku bawa nanti, sebelum berangkat tak lupa aku menyemprotkan parfum beraroma bunga mawar yang kumiliki ke seluruh pakaian yang aku pakai, itu juga kebiasaan yang selalu aku lakukan ketika akan pergi keluar rumah.
 Saatnya telah tiba, aku bergegas berangkat menjemput saudara ku yang sudah lama menungguku, kami pun berangkat ke sebuah desa yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal ku, namun ditengah perjalanan hp ku berbunyi, ternyata pelatihku yang menelpon ku dan menyuruhku segera ke rumahnya, sesampainya disana kami saling berjabat tangan itulah cara kami untuk saling menyapa dan memberi hormat, pelatihku pun mengutarakan maksudnya memanggilku kesana, ternyata beliau ingin aku berangkat bersama dengan saudaraku yang lain, kemudian kami bertiga pun berangkat tak lupa kami mengakhiri pertemuan itu dengan berjabat tangan. Sesampainya di pertigaan kami berhenti untuk menunggu saudara-saudara yang lain datang, cukup lama kami menunggu hingga akhirnya kami memutuskan untuk berangkat lebih dulu, aku pun segera mengirim pesan untuk saudaraku yang lain agar mereka tidak terlalu khawatir, tak lama pesan ku dibalas, dan mereka mengizinkan aku berangkat lebih dulu. Dalam perjalanan, kami saling bercerita hingga tak sadar sudah sampai di tempat tujuan, tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai disana, karena tempat itu cukup dekat dengan desa kami, akupun segera menempatkan sepeda motorku, dan segera berjabat tangan dengan saudara-saudaraku yang sudah sampai terlebih dahulu, sambil menunggu yang lain datang kami semua saling bercanda, bergurau dan bermain, itulah yang membuatku sangat mencintai keluarga kedua ku ini. Di sini selalu ada kebahagiaan tersendiri untukku, saat aku mengeluh mereka ada untuk menghiburku, saat aku tertawa mereka hadir untuk memberi selamat untukku, itulah kebahagiaan yang sempurna bagiku. Bulan semakin terang menandakan malam mulai larut, kini semua saudara-saudaraku telah berkumpul, kami mengadakan tahlilan dan berdoa bersama untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT, setelah tahlilan selesai dilanjutkan acara makan, tapi kami  hanya makan beberapa cemilan untuk mengganjal perut kami yang kosong, setelah selesai kami semua istirahat sejenak, ku sandarkan kepala ku di bahu salah seorang saudara ku, dia cukup dekat dengan ku, sempat malu awalnya tapi semua rasa malu itu sirna saat dia menghidangkan sebuah senyuman untukku, aku pun membalas senyuman itu, rasanya tak ingin malam yang istimewa ini berlalu, ingin rasanya aku mendatangi sang matahari untuk meminta izin datang lebih lama, tapi itu tidak mungkin, waktu akan terus berlalu dan hari akan mulai berganti.
Sekarang kami semua keluar dari ruangan, ruangan yang terbilang kecil namun dapat menampung kami semua, kami pindah di depan ruang kelas yang beralaskan keramik, disini semua saudara-saudaraku saling pijat satu sama lain, hanya aku yang diam, karena aku tidak menginginkannya, aku pun menghampiri salah satu pelatihku, umurnya dua tahun lebih tua dari ku, kami saling bercerita, bercanda dan bergurau layaknya keluarga sendiri, banyak informasi penting yang aku dapatkan, aku juga melontarkan banyak pertanyaan yang mengganjal di pikiranku, yang satu per satu mulai di jawab oleh pelatihku, aku sangat senang karena sikap baiknya padaku, semoga seterusnya kami akan selalu akrab dan saling berbagi informasi seperti ini, setiap kebahagiaan datang menghampiriku, aku selalu mengucapkan doa-doa ku, untuk bersyukur atas semua yang Allah berikan pada ku, semoga semua itu terus mengalir seperti polosnya air sungai, yang akan terus mengalir tanpa henti dengan membawa harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Kini waktu telah menunjukkan pukul dua belas tepat, kami semua baris di tengah lapangan untuk acara keliling desa, dengan segera kami semua berbaris rapi bak seorang tentara yang siap menerima perintah, sebelum berangkat kami semua diperkenankan berdoa terlebih dahulu agar di perjalanan senantiasa di ridhoi oleh Allah SWT dan tidak terjadi hal-hal buruk, dalam perjalanan kami semua berjalan kaki dengan tenang di iringi alunan pepohonan dan sejuknya hembusan angin yang kian menyapa, dalam perjalanan kami merenungkan semua dosa yang pernah kami lakukan di tahun sebelumnya, dan tak henti-hentinya kami mengucapkan syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kami. Perjalanan pun sudah selesai, kami semua sudah sampai ditempat semula kami memijakkan kaki, kami lalu berkumpul membuat lingkaran di tengah lapangan, yang melambangkan persaudaraan kami tak akan pernah terputus, saat itu kami mendapat banyak nasehat dari pelatih dan nasehat itulah yang akan menjadi bekal kami nanti saat kami mulai memberanikan diri terjun di masyarakat. Kami semua merenung, mengingat kesalahan-kesalahan yang pernah kami perbuat pada orang tua, guru, teman, tetangga dan orang-orang yang membenci kami, saat itu aku berdoa agar semua orang mendapat kebahagiaan dan di hapuskan segala dosa-dosanya, aku juga berdoa agar persaudaraan di antara kami langgeng dan tidak akan pernah terputus sampai kapan pun. Aku sangat bahagia malam ini, hingga air mataku mulai menetes semakin deras hingga membanjiri pipiku, ini lah kebahagiaan, inilah malam yang paling istimewa untuk ku, malam bersama saudara-saudara ku. Malam ini penuh dengan kehangatan bercampur sendu dan cinta kasih kami berpadu menjadi satu menjadi sebuah kebahagiaan yang sempurna.
Malam mulai larut kami melanjutkan acara dengan makan bersama, inilah acara kesukaan ku, dimana kami makan bersama berbagi lauk seperti berbagi kebahagiaan, sangat menyenangkan rasanya, aku mencintai saudara-saudaraku, aku menyayangi mereka dengan segenap jiwa dan ragaku. Setelah acara makan selesai, kami lalu istirahat menghilangkan penat yang kami rasakan, tapi kami belum bisa tidur karena masih asyik bercanda, hingga tak sadar hawa mengantuk mulai menyerang kami, aku pun memutuskan untuk tidur karena besok masih banyak aktivitas yang harus aku kerjakan. Mungkin hanya setengah jam aku tidur, aku pun segera bangun dan mencuci muka lalu berkumpul dengan saudara-saudaraku yang lain, tak lama pelatih menyuruh kami berkumpul di lapangan untuk baris pulang, berat rasanya mengakhiri malam ini, tapi kami juga sudah mulai lelah, kami pun segera berbaris dengan rapi dan berdoa bersama sebelum pulang, kami mengakhiri acara malam ini dengan saling berjabat tangan. Aku pun segera pulang dengan memberikan senyuman kepada saudara-saudara ku. Malam ini tidak akan pernah aku lupakan, akan selalu ku ingat di dalam lubuk hati yang paling dalam. Kami akan selalu setia dengan persaudaraan ini, selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar