Minggu, 22 Maret 2015

cerpen persahabatan



3600 detik untuk sahabatku
Pagi ini, Roy sudah bersiap untuk berangkat sekolah, di lihatnya dua tumpukan roti berselai coklat dan segelas susu hangat di atas meja kayu yang siap untuk di santap. Tanpa berfikir panjang Roy pun langsung menghampiri sarapannya itu yang telah di siapkan oleh wanita yang sudah berumur yang telah melhirkannya. Ya, karena Roy sangat menyayangi dan menghormati ibunya, dengan lahap ia menghabiskan roti dan susu itu tanpa sisa sedikitpun, karena tak ingin membuat wajah cantik ibunya itu walaupun sudah tampak kerutan di bagian matanya menjadi wajah yang penuh kesedihan. Setelah sarapan Roy pun bergegas menaiki tunggangannya yang beroda dua itu karena takut pagar besi sekolah ditutup oleh satpam. Sesampainya di sekolah ia berlari sekuat tenaga menuju kelas karena banyak pr yang belum ia kerjakan, beruntung teman sebangkunya yang akrab dipanggil Rafa adalah siswa yang pandai dan baik hati, ia selalu membantu Roy dalam mengerjakan pr nya,  sesekali memberikan contekan kepada  Roy saat ujian, mereka menyebutnya adalah Ikatan Sosial Persahabatan. Tak heran mereka begitu dekat seperti saudara kandung selalu bersama dimanapun berada. Sangat menyenangkan.
Kriing!! Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa berlarian keluar kelas, tanpa terkecuali Roy juga bergegas pulang, sebelum keluar dari kelas, ia menengok kebelakang , matanya tertuju pada sahabatnya itu, Rafa yang sedang menahan rasa sakit di kepalanya, sesekali ia memukul kepalanya sendiri. Melihat Rafa menangis menahan sakit, Roy tidak bisa hanya menontonya saja. Ia langsung menghampiri sahabatnya itu dan menanyakan apa yang sudah terjadi. Rafa hanya bungkam, ia tak ingin Roy mengetahui penyakitnyayang sudah lama dideritanya. Sekejap pandangannya gelap ia tak mampu mengendalikan tubuhnya dan tak tersadar. Roy  sanga panik. “kamu kenapa, Raf bangun! jangan bercanda seperti ini, bangun Rafa!”. Roy langsung memanggil satpam dan membawa Rafa ke rumah sakit. Roy sangat khawatir dengan keadaan Rafa, dokter yang memeriksanya keluar, Roy pun menghampiri dokter itu, “Dok, apa yang terjadi dengan sahabat saya?”. Dengan wajah penyesalan, dokter menjawab, “maaf nak, teman kamu sudah mengidap kanker otak sejak lama, dan dia tidak punya banyak waktu lagi”. Roy  terus menangis, ia berjanji akan memberikan 3600 detik yang indah untuk sahabatnya itu.
Keesokan harinya, tepat pada hari minggu, Rafa tersadar dari tidurnya. Dengan berlinang air mata, Roy berlari menghampirinya. Wajah Rafa yang selalu ceria sekarang menjadi pucat dan menyedihkan. Roy memeluk erat sahabatnya itu seakan tak ingin melepaskanya lagi.  Kemudian Roy membawa Rafa ke danau, tempat yang sering mereka datangi, hanya ada mereka berdua. Bahkan raja siangpun tak mampu menampakkan wajahnya, karena tak ingin melihat pepisahan antara mereka berdua. Tak disadari 1800 detik telah berlalu, kepergian Rafa semakin dekat, Roy membawa album foto yang berisikan kenangan-kenangan indah mereka. Rafa terus menangis melihat kenangan indah bersama Roy, ia memeluk Roy hingga pada akhirnya tanganya yang halus jatuh melepaskan pelukannya pada sahabatnya itu dan tertidur untuk selamanya. Tangisan kesedihanpun terdengar, bahkan langitpun ikut menangisi kepergian Rafa. Dan saat itulah Roy sadar betapa besar kasih sayang seorang sahabat dan apa itu arti sahabat sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar