3600 detik untuk sahabatku
Pagi ini, Roy sudah bersiap untuk
berangkat sekolah, di lihatnya dua tumpukan roti berselai coklat dan segelas
susu hangat di atas meja kayu yang siap untuk di santap. Tanpa berfikir panjang
Roy pun langsung menghampiri sarapannya itu yang telah di siapkan oleh wanita
yang sudah berumur yang telah melhirkannya. Ya, karena Roy sangat menyayangi
dan menghormati ibunya, dengan lahap ia menghabiskan roti dan susu itu tanpa
sisa sedikitpun, karena tak ingin membuat wajah cantik ibunya itu walaupun
sudah tampak kerutan di bagian matanya menjadi wajah yang penuh kesedihan.
Setelah sarapan Roy pun bergegas menaiki tunggangannya yang beroda dua itu
karena takut pagar besi sekolah ditutup oleh satpam. Sesampainya di sekolah ia
berlari sekuat tenaga menuju kelas karena banyak pr yang belum ia kerjakan,
beruntung teman sebangkunya yang akrab dipanggil Rafa adalah siswa yang pandai
dan baik hati, ia selalu membantu Roy dalam mengerjakan pr nya, sesekali memberikan contekan kepada Roy saat ujian, mereka menyebutnya adalah
Ikatan Sosial Persahabatan. Tak heran mereka begitu dekat seperti saudara
kandung selalu bersama dimanapun berada. Sangat menyenangkan.
Kriing!! Bel pulang sekolah
berbunyi, semua siswa berlarian keluar kelas, tanpa terkecuali Roy juga
bergegas pulang, sebelum keluar dari kelas, ia menengok kebelakang , matanya
tertuju pada sahabatnya itu, Rafa yang sedang menahan rasa sakit di kepalanya,
sesekali ia memukul kepalanya sendiri. Melihat Rafa menangis menahan sakit, Roy
tidak bisa hanya menontonya saja. Ia langsung menghampiri sahabatnya itu dan
menanyakan apa yang sudah terjadi. Rafa hanya bungkam, ia tak ingin Roy
mengetahui penyakitnyayang sudah lama dideritanya. Sekejap pandangannya gelap
ia tak mampu mengendalikan tubuhnya dan tak tersadar. Roy sanga panik. “kamu kenapa, Raf bangun! jangan
bercanda seperti ini, bangun Rafa!”. Roy langsung memanggil satpam dan membawa
Rafa ke rumah sakit. Roy sangat khawatir dengan keadaan Rafa, dokter yang
memeriksanya keluar, Roy pun menghampiri dokter itu, “Dok, apa yang terjadi
dengan sahabat saya?”. Dengan wajah penyesalan, dokter menjawab, “maaf nak,
teman kamu sudah mengidap kanker otak sejak lama, dan dia tidak punya banyak
waktu lagi”. Roy terus menangis, ia
berjanji akan memberikan 3600 detik yang indah untuk sahabatnya itu.
Keesokan harinya, tepat pada hari
minggu, Rafa tersadar dari tidurnya. Dengan berlinang air mata, Roy berlari
menghampirinya. Wajah Rafa yang selalu ceria sekarang menjadi pucat dan
menyedihkan. Roy memeluk erat sahabatnya itu seakan tak ingin melepaskanya
lagi. Kemudian Roy membawa Rafa ke
danau, tempat yang sering mereka datangi, hanya ada mereka berdua. Bahkan raja
siangpun tak mampu menampakkan wajahnya, karena tak ingin melihat pepisahan
antara mereka berdua. Tak disadari 1800 detik telah berlalu, kepergian Rafa
semakin dekat, Roy membawa album foto yang berisikan kenangan-kenangan indah
mereka. Rafa terus menangis melihat kenangan indah bersama Roy, ia memeluk Roy
hingga pada akhirnya tanganya yang halus jatuh melepaskan pelukannya pada
sahabatnya itu dan tertidur untuk selamanya. Tangisan kesedihanpun terdengar,
bahkan langitpun ikut menangisi kepergian Rafa. Dan saat itulah Roy sadar
betapa besar kasih sayang seorang sahabat dan apa itu arti sahabat sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar